Sungai Niyama, Keindahan Alami Wisata Baru Tulungagung

Sungai Niyama

Sungai Niyama adalah salah satu wisata alam terbaik dan recommended yang bisa Anda kunjungi untuk relaksasi jiwa dan juga kepenatan. Destinasi Tulungagung ini sudah mulai terkenal dengan beberapa sajian alam selama pengunjung berlibur di sana. Khususnya jika sudah merasa bosan pada suasana perkotaan.

Asal Usul Nama Sungai Niyama

Sungai Niyama
Source: https://bacaini.id/wp-content/uploads/2022/08/WhatsApp-Image-2022-08-20-at-15.43.17.jpeg

Bagi orang yang belum tahu, nama Sungai Niyama memang terdengar seperti Bahasa Jepang. Dugaan ini memang benar adanya karena diambul dari bahasa Jepang. Artinya adalah, Ni berati dua sementara Yama memiliki arti gunung. Pada destinasi wisata tersebut, memang ada terowongan legenda sejak penjajahan.

Selama masa pendudukan oleh Jepang di tahun 1942 sampai 1945, telah terjadi kerja paksa di daerah tersebut untuk mendirikan saluran air dan terowongan. Tujuannya adalah mengalirkan  kelebihan air Sungai Brantas di Tulungagung menuju ke Samudera Hindia. Akhirnya sungai tersebut masih ada sampai sekarang.

Anda pun harus tetap berhati-hati selama berlibur di sini khususnya jika ingin berburu foto terbaik. Pasalnya selama di aliran sungai tersebut, terdapat bebatuan besar yang cukup licin. Apabila harus menaiki batu tersebut, waspada agar tidak terjatuh dan tercebur ke dalam aliran sungai.

Baca juga : 27 Rekomendasi Tempat Wisata di Tulungagung Khusus Untuk Anda

Informasi Umum Sungai Niyama

Source:
https://sikidang.com/wp-content/uploads/Sungai-Niyama-Tulungagung.jpg

Saat Anda berencana untuk berlibur di Sungai Niyama, maka bisa membaca beberapa informasi di bawah ini sebelum mengunjunginya. Khususnya bagi pengunjung dari luar Tulungagung tentunya wajib mengetahui dimana lokasi dan bagaimana rute perjalanannya agar tidak tersesat selama di perjalanan.

1. Harga Tiket Masuk

Pertama, Anda perlu tahu berapa harga tiket masuknya. Namun  menariknya, harga tiket masuk di Sungai Niyama adalah gratis. Pengunjung hanya perlu membayarkan biaya parkir saja sehingga sudah menjadi liburan paling menyenangkan karena terjangkau dan tidak perlu mengeluarkan banyak uang.

Libur akhir pekan di Sungai Niyama bisa Anda lakukan bersama teman, keluarga hingga pasangan. Selama di perjalanan, pengunjung juga disuguhkan dengan pemandangan alam khas Tulungagung sehingga menjadi pilihan paling tepat untuk menghilangkan kepenatan dari kesibukan pekerjaan.

2. Lokasi dan Rute Perjalanan

Source: https://www.google.com/maps/@-8.2492089,111.7888836,15.81z?hl=en

Tujuan wisata alam khas Tulungagung di Sungai Niyama ini memang tergolong masih baru di daerah kabupaten. Liburan akan merasa menyenangkan apabila bisa merasakan pengalaman liburan dengan keindahan alam Kabupaten Tulungagung. Lokasinya berada di Desa Tumplak Kecamatan Bekuasi.

Anda bisa mengakses peta lokasi menuju ke Sungai Niyama. Pastinya akan menjadi pengalaman perjalanan wisata yang juga menyenangkan. Pengunjung dapat berangkat dari pusat Kota Tulungagung. Nantinya cukup mengikuti petunjuk arah saja hingga sampai ke gerbang parkir Niyama.

3. Jam Buka dan Fasilitas

Menariknya lagi, pihak pengelola memberlakukan jam buka di Sungai Niyama selama 24 jam. Ini artinya, Anda bisa datang kapan saja karena terbuka setiap hari. Pengunjung dapat explore dengan bebas apa saja keindahan alam yang ditawarkan oleh tempat wisata tersebut.

Namun sayangnya, fasilitas yang tersedia di Sungai Niyama memang masih terbatas. Mungkin saja Anda tidak bisa menjumpai penjual makanan hingga kamar mandi. Mengingat bahwa tempat wisata ini masih baru sehingga belum dilakukan perawatan yang lebih maksimal.

4. Spot Wisata

Ketika Anda berkunjung ke Sungai Niyama, maka ada banyak kegiatan menarik bisa dilakukan. Tidak hanya duduk bersantai menikmati pemandangan alam terbaik, ada juga aktivitas lainnya. Salah satunya adalah hunting foto. Mengingat jika destinasi satu ini memang terlihat begitu menarik.

Anda bisa berburu gambar keren dan menakjubkan selama berada di Sungai Niyama. Jangan melewatkan sudut wisata selama berada di sini. Bahkan beberapa pengunjung juga kerapkali terlihat berendam dan bermain air di sepanjang aliran sungai.

Sejarah Sungai dan Terowongan Niyama

Source: https://boombastis.sgp1.digitaloceanspaces.com/wp-content/uploads/2016/12/Terowongan-Niyama.jpg

Tidak hanya sekedar berlibur saja, tentu akan menjadi suatu hal yang menarik apabila Anda juga sekaligus mengetahui bagaimana sejarah dari pembangunan sungai dan terowongannya. Mengingat jika namanya berasal dari Jepang, tentu saja ada hubungannya dengan masa penjajahan di Indonesia.

1. Terowongan Niyama oleh Kerja Paksa Romusha

Terowongan Niyama memang merupakan hasil kerja dari Romusha selama masa pendudukan Jepang di Indonesia tepatnya pada bulan Februari 1943. Bangunan ini dikerjakan oleh ribuan pekerja paksa. Tujuannya untuk mengalirkan aliran air yang berlebih ke Samudra Hindia agar tidak terjadi banjir.

Pemrakarsa dari pembangunan terowongan Niyama adalah seorang akademi militer di Jepang bernama Residen Enji Kihara. Awal mulanya dikarenakan Sungai Brantas sedang meluap hingga berdampak ke 150 desa dan 9000 rumah tenggelam di Kabupaten Tulunagung.

2. Latar Belakang Pembangunan Terowongan

Saat masa pendudukan Jepang, tepatnya pada tanggal 17 November 1942, Sungai Brantas meluap. Kejadian ini mengakibatkan 150 desa dan 9 ribu rumah terendam banjir. Luapan air tersebut juga menghancurkan area pertanian. Genangan air di hilir akhirnya membentuk tanah rawa luas dan disebut campur darat.

Guna mengatasi kejadian tersebut, pemerinah di Karesidenan Kediri akhirnya memutuskan untuk membangun terowongan melalui perbukitan. Tujuannya untuk menguras kelebihan air yang masih saja menggenang ke Samudra Hindia. Selain itu, juga diharapkan ammpu menjaga kesuburan tanaman padi.

3. Awal Mula Pembangunan Sungai dan Terowongan

Ada banyak warga Indonesia yang harus menjadi pekerja paksa atau romusha selama masa penjajahan Jepang. Dalam pengerjaan proyek tersebut, berdirilah sebuah koperasi irigasi di bawah naungan pangreh praja. Tanggung jawabnya adalah pencarian tenaga kerja dan pengamanan dana.

Selama pengerjaan proyek tersebut, setidaknya memerlukan 20 ribu pekerja dengan dana sebanyak 750 ribu di masa itu. Sementara 300 ribu ditujukan untuk keperluan karesidenan dan sisanya bagi pemerintah militer. Pada bulan pertama, seluruh proses pekerjaan berjalan dengan lancar.

4. Bantuan Selama Proses Pengerjaan

Awal mula pengerjaan proyek memerlukan lebih dari 10 ribu tenaga kerja. Pekerja pun  harus membuat saluran terbuka melalui perataan punggung bukit. Mereka menghancurkan batuan kapur di dasar bukit. Namun karena bubuk peledak tidak cukup, maka pihak pembangunan meminta bantuan ke departemen.

Namun pengajuan bantuan tersebut menerima penolakan. Bantuan pun akhirnya datang dari Tennichi Koichi sebagai kepala departemen industri. Ia tertarik pada proyek tersebut karena menganggap berpotensi bagus dalam produksi pertanian.

5. Kendala dan Pembangunan Kembali

Suatu waktu, pengerjaan mengalami kendala karena pekerja paksa berkurang. Hal ini juga karena lokasi tertutup hutan dan rawa hingga penyakit malaria sedang merebak. Banyak romusha meninggal dunia. Untuk mengatasinya, pejabat desa dan pangreh praja merekrut kembali secara paksa.

Pembangunan pun selesai di tahun 1944 dan berhasil membuat petani terbebas banjir. Namun di tahun 1955, terowongan rusak karena banjir bandang. Terowongan kembali di bangun di tahun 1959 hingga selesai di tahun 1961. Hingga akhirnya berkembang menjadi Niyama II dan berubah menjadi objek wisata.

Baca juga : Waterpark Jambooland, Keindahan Waterpark Tulungagung

Sungai Niyama menjadi salah satu wisata baru yang ada di Tulungagung. Meski begitu, ternyata di baliknya menyimpan cerita sejarah tentang peninggalan Jepang di Indonesia. Anda pun bisa berkunjung sekaligus mengetahui asal usul pembangunan terowongan dan pemilihan nama tersebut.