6 Metode Pengolahan Limbah Medis dengan Tepat

pengolahan limbah medis
pixabay.com

Perlu kamu ketahui, ada beberapa metode dalam pengolahan limbah medis dengan benar dan tepat yang bisa kamu terapkan. Dengan langkah-langkah tersebut tentunya bisa menjadi suatu hal untuk mengoptimalkan pengelolaan limbah medis di Indonesia.

Tak hanya untuk mengurangi pencemaran lingkungan, namun juga untuk mengantisipasi penyebaran virus. Untuk itu, berikut ini ada serangkaian metode pengolahannya dengan benar dan tepat.

Metode Pengolahan Limbah Medis

pengolahan limbah medis
pixabay.com

Limbah medis menjadi salah satu limbah yang mengandung bahan infeksius atau limbah buangan dari fasilitas kesehatan setempat. Biasanya limbah tersebut berasal dari hasil selama penelitian medis, imunisasi, pengujian diagnosis, dan lain sebagainya. Beberapa dari limbah medis ini juga mengandung cairan tubuh makhluk hidup atau kontaminan lainnya.

Limbah medis sendiri juga dibedakan ke dalam beberapa jenis, yakni benda tajam seperti suntik, pisau bedah, dan lain sebagainya. Selain itu juga terdapat limbah menular (tisu, tinja, kultur laboratorium, dan lain-lain). Lalu ada juga limbah radioaktif, patologi, obat-obatan, bahan kimia, hingga limbah genotoksik.

Terkadang limbah tersebut juga mendatangkan beberapa virus yang sangat tidak baik untuk manusia maupun binatang. Maka dari itu, supaya bisa mengatasi hal tersebut, tentu kita harus melakukan pengelolaannya dengan tepat. Berikut ini ada beberapa metode pengolahan yang bisa kamu perhatikan.

1. Pemilahan

Metode pengolahan limbah medis yang pertama yaitu dengan melakukan pemilahan terlebih dahulu. Seperti penjelasan di atas, limbah medis mempunyai beberapa jenis, mulai dari limbah padat, limbah cair, hingga limbah menular.

Nah, dari hal tersebut tentunya sebagai pengguna sebelumnya dan ingin membuang limbah, tentu harus memilah atau mengelompokkan jenis limbah dalam satu tepat terlebih dahulu supaya tidak tercampur.

2. Metode Autoklaf

Metode pengolahan limbah medis berikutnya yaitu melakukan sterilisasi dengan autoklaf. Cara yang satu ini biasanya dilakukan untuk jenis limbah yang menular. Dalam autoklaf, limbah tersebut akan dipanaskan melalui alat pemanas yang tertutup dengan suhu bertekanan tinggi.

3. Pembakaran

Metode selanjutnya yaitu dengan membakar limbah medis yang sudah ada. Biasanya, metode pembakaran ini dilakukan untuk limbah patologis serta farmasi. Untuk limbah patologis terdiri dari cairan manusia, darah, cairan tubuh, bangkai hewan yang terkontaminasi, dan lain sebagainya. Sementara untuk limbah farmasi misalnya seperti obat yang sudah kadaluarsa.

4. Pengelompokkan Limbah Pada Satu Wadah

Untuk metode pengelompokkan limbah medis ini tentunya juga harus memperhatikan jenis-jenis limbah itu sendiri. Jika sejumlah limbah kecil kimia atau farmasi bisa dikelompokkan menjadi satu.

Limbah sitokostik juga harus dikumpulkan dalam wadah yang kuat serta nati bocor. Tak hanya itu saja, ada beberapa jenis limbah lainnya yang wajib untuk dikelompokkan sesuai jenis-jenisnya dan tanpa dicampur dengan yang lainnya.

5. Pengolahan Secara Termal

Metode pengolahan limbah medis secara termal ini menggunakan alat khusus. Nah, alat-alat tersebut seperti autoklaf, gelombang mikro, iradiasi frekuensi, dan lain sebagainya. Dengan menggunakan alat tersebut, tentu bisa mengurangi limbah medis yang berbahaya.

6. Pengolahan Secara Non Termal

Pengolahan secara non termal ini tidak seperti metode termal, sebab tidak menggunakan alat khusus. Untuk hal-hal tersebut yaitu seperti enkapsulasi sebelum penimbunan, inertisasi sebelum penimbunan, serta desinfeksi kimiawi.

Nah, itulah beberapa metode pengolahan limbah medis yang bisa untuk kamu terapkan. dengan metode tersebut, tentu akan sangat membantu mengoptimalkan pengelolaan limbah medis di Indonesia. Tak hanya itu saja, metode-metode di atas tentu juga bisa mengantisipasi adanya penyebaran virus dari limbah yang berbahaya.