Wisata Religi di Gereja Puhsarang Kediri

Gereja Puhsarang

Tidak hanya memiliki banyak wisata alam dan kuliner, ternyata Kota Kediri juga menyimpan beberapa spot religi yang menarik. Salah satunya adalah Gereja Puhsarang. Bangunan megah ini mampu menarik minat para pengunjung karena keunikan bangunan dan lokasinya berada di kaki gunung Wilis.

Syahdu Berwisata Religi di Gereja Puhsarang

Syahdu Berwisata Religi di Gereja Puhsarang
Source : https://upload.wikimedia.org/

Tempat peribadatan di umat Katolik ini berada di Desa Puhsarang, Semen, Kediri. gereja ini berada di sebelah utara Goa Maria. Lokasinya ada di lereng Gunung Wilis sehingga membuat suasananya menjadi nyaman dan sejuk khas pegunungan.

Gereja Puhsarang adalah gereja dengan aliran Katolik Roma. Banyak umat Katolik sering berdoa di sini atau bermeditasi. Tempat ini memang diakui cukup sakral karena banyaknya tulisan Jawa dan ejaan Belanda pada salah satu sisi patungnya.

Gaya bangunan di Gereja Puhsarang ini menggabungkan antara kebudayaan Jawa dan nuansa Katolik. Hal ini bisa Anda lihat dari berbagai ukiran pada dinding sampai atap gereja. Salah satu keunikan lainnya adalah berupa atap yang bentuknya kerucut.

Sejarah Gereja Puhsarang

Sejarah Gereja Puhsarang
Source : https://sikidang.com/

Gereja Katolik Puhsarang berdiri karena keinginan pribadi romo Jan Wolters dan bantuan arsitek bernama Henri Maclaine Pont di tahun 1936. Keindahan bangunan Gereja ini ternyata melekat pada dua nama tersebut. Arsitek sangat bijak untuk membentuk keunikan sebuah gedung dari kebudayaan Jawa.

Sementara Romo Wolter berinisiatif untuk memberikan pengertian tersendiri kepada bangunan gereja tersebut dengan banyak simbol bagi iman Katolik. Dalam konteks Gereja Katolik Keuskupan di Surabaya, Romo Wolters pun terkenal sebagai Rasul Jawa bersama Romo van Megen dan Anton Bastiaensen.

Peletakan batu pertama terjadi pada tanggal 11 Juni 1936 bertepatan pada pesta Sakramen Mahakudus oleh Mgr. Theophile. Ada dua komponen pokok di dalamnya yakni Bangunan Induk serta Anggota Pendapa. Ir. Maclaine menyebut bahwa beberapa hiasan terpasang seperti mahkota duri dan paku-paku.

Struktur Arsitektur Bangunan Induk

Struktur Arsitektur Bangunan Induk
Source : https://www.pegipegi.com/

Bangunan Induk memiliki bentuk yang menyerupai seperti gunung adalah komponen sakral yang memiliki altar, sakramen, Mahakudus, sakristi, Bejana Baptis hingga tempat pengakuan dosa. Bagian ini awalnya hanya khusus bagi orang-orang sudah dibaptis saja. Berikut beberapa gaya arsitekturnya:

1. Atap Bangunan Induk

Bangunan Induk mempunyai atap dengan model menyerupai kubah atau cupola. Seperti bangunan gereja pada umumnya, Anda bisa melihat salib di atas atapnya. Sementara di ujung atap terpasang 4 simbol pengarang yakni Santo Lukas Penginjil, Santo Yohanes Penginjil, Santo Markus Penginjil dan Santo Matius Penginjil.

Atap bangunan model gunungan tersebut merupakan hasil bentuk dari 4 lengkungan kayu yang ujung simpangnya adalah bagian pengunci. Lengkungan ini akan menyangga jaringan kawat dari galvanis dan genteng-genteng di atasnya. Material ini tetap tenang dan tidak memantul meski terkena angin.

2. Altar Bangunan Induk

Altar yang ada di dalam bangunan gereja tersebut terlihat sangat menarik karena bentuknya khas tidak seperti gereja pada umumnya. Material utamanya adalah batu masif dengan finishing berupa pahatan. Terdapat pahatan bergambar seekor rusa sedang minum cairan dan rusa lainnya sedang menunggu.

Rusa yang sedang minum menggambarkan sedang menjadi baptis dan katekumen. Pada gambar terlihat cairan bersumber dari 7 mata air melambangkan ada 7 sakramen di dalam gereja. Di atas altar ada juga relief batu bata merah tersusun tanpa semen melainkan menggunakan campuran kapur dan gula.

3. Sebelah Kanan dan Kiri Altar

Sebelah Kanan dan Kiri Altar
Source : https://www.pegipegi.com/

Pada sisi barat altar, ada relief perjamuan pesta perkawinan yang mana salah satu tamu undangannya adalah Yesus dan rasul dari Bunda Maria. Ada juga pintu sakristi terdapat gambar Abraham akan mengorbankan anaknya bernama Iskak. Di ujungnya terlihat Patung Maria menggendong kanak Yesus.

Sementara di sebelah Timur atau di kanan ada relief Yesus tengah membagikan roti kepada 5 ribu orang. Di ujung pintu masuk ada relief Imam Luhur Melkisedek sedang mempersembahkan roti dan juga Anggur. Ada juga beberapa relief yang menggambarkan sebutan untuk Yesus dalam Hati Kudus Yesus.

4. Benteng Batu-Batu

Bangunan Gereja Puhsarang secara unik dikelilingi oleh benteng dari batu-batu sehingga tampak terlihat kokoh. Yang kian menarik adalah bentuk pintu masuknya. Terbagi menjadi tiga pintu yakni pintu utama terlihat begitu megah berada di sisi samping dan juga pintu di depan pendopo berhadapan dengan makam.

Pintu ketiga justru sangat kecil dan sempit. Pintu satu ini berhadapan dengan makam yang merupakan hasil kreativitas dari pendirinya sendiri yakni Romo Jan Wolters CM. Konsep benteng batu ini terlihat kokoh karena terbuat dari batu-batu besar.

Bagian Pendopo

Bagian Pendopo
Source : https://awsimages.detik.net.id/

Seandainya dalam bangunan induk sendiri ada beberapa perlengkapan untuk ibadah, maka bagian pendopo satu ini justru menjadi ruangan terbuka. Bangunan pendopo ini khusus bagi umat yang belum dibaptis atau sebagai tempat persiapan sebelum seseorang masuk menghadap Raja di dalam istana.

1. Gapura Mirip Candi

Pintu gerbang masuk Pohsarang merupakan hasil dari susunan batu sebagai ciri khas dari Kerajaan Majapahit dan keraton Jawa serta Bali. Di sekeliling tembok akan terlihat 14 stasi jalan salib yang terbuat dari batu mata merah. Hal ini merupakan usaha IR. Maclaine untuk memasukkan unsur daerah.

Ada juga replika Gua Maria Lourdes dengan patung yang terbuat dari batu kali. Sementara di sisi timur ada gua yang memperlihatkan patung Pieta atau Patung Maria sedang memangku Yesus ketika salib baru saja turun. Patung Pieta tersebut mengingatkan pengunjung mengenai patung Pieta dari Michelangelo.

2. Menara Santo Hendrikus dan Gapura Santo Yusuf

Bagi pengunjung yang masuk ke Gereja Puhsarang, maka mereka harus melewati beberapa anak tangga terlebih dahulu terbuat dari lengkungan gapura. Mungkin saja Anda akan merasakan seperti masuk ke dalam bangunan candi.

Dalam angan-angan Romo Jan Wolters, gereja ini seperti halnya rumah sitaan Tuhan sebagai tempat berkumpulnya para umat untuk duduk bersimpuh dan menyembah saja. Ada juga ciri khasnya yang lain adalah lonceng sehingga gapura tersebut berfungsi sekaligus menjadi menara lonceng.

3. Ruang Gamelan

Sebelum masuk ke gereja, ada juga ruangan untuk menyimpan gamelan. Dulunya akan digunakan mengiringi misa dan sendratari pada saat awal berdirinya gereja. Ada juga Patung Kristus Raja dan di atasnya ada tiang batu dan Perahu Nabi Nuh sebagai lambang gereja.

Saat ini sudah tidak ada taman yang dulunya masih terbangun bangunan indah bernama Amphitheater yakni lapangan seperti tempat pementasan drama di zaman Yunani Kuno. Kini bangunan tersebut sudah tidak ada lagi dan digantikan dengan berdirinya Patung Bunda Maria memakai mahkota.

Gereja Puhsarang menjadi salah satu objek wisata religi yang ada di Kota Kediri. Tidak hanya umat dari dalam kota Kediri saja, namun banyak juga pengunjung berkunjung ke sini. Bukan sekedar berdoa saja, banyak diantara mereka juga berkunjung karena penasaran dengan gaya arsitektur bangunan.